Membeli steak di sebuah steakhouse, tentu yang pertama kamu harus kenali adalah daging yang digunakan sebagai bahan dasar steak tersebut. Ini dia jenisnya:
Sirloin
Sirloin dan tenderloin adalah daging yang paling umum kita dengar untuk bahan steak. Steak sirloin dibuat dari daging sapi pada bagian dekat belakang sebelum kaki belakang.
Pembagian Sirloin ada tiga, yaitu sirloin bagian paling atas, top sirloin yang berada bawah tenderloin, dan bottom sirloin yang merupakan sebagian besar otot di bawah top sirloin. Top sirloin pada umumnya dianggap sebagai daging bagian sirloin yang paling lembut dan lezat. Bottom sirloin dianggap kurang banyak disuka orang, karena tidak terlalu lembut dan rasanya kurang enak.
Tenderloin
Daging tenderloin berada pada bagian tengah rusuk di dekat otot besar tepat di depan panggul sapi. Tenderloin bentuknya sangat kecil dibanding potongan daging sapi lainnya.
Oleh karena posisi daging membuat otot-otot sapi tidak terlalu banyak bekerja, maka teksturnya sangat lembut dan teksturnya super empuk. Tapi sayangnya, komposisi lemak juga sangat sedikit, sehingga rasa dagingnya kurang begitu nendang. Cocok buat mereka yang pengin makan daging tapi takut lemak.
Ribeye
Ribeye dikenal juga dengan nama iga sapi dalam bahasa Indonesia. Pada anatomi sapi, ribeye tepat menempel pada rusuk sapi. Biasanya, daging bagian ini paling bisa diolah menjadi beragam masakan, bukan hanya steak.
Kalau kamu mau masak steak memakai bahan ribeye, di supermarket ribeye dijual dengan dua pilihan yaitu bone-in alias dengan tulang atau boneless alias tanpa tulang.
Ribeye adalah daging yang sangat lembut serta lebih berlemak dan juicy dibanding bagian lain. Tapi lemak ini membuat daging terasa lebih lezat dan memiliki aroma daging yang memikat.
Strip
Potongan strip didapat dari bagian tengah-belakang rusuk sapi. Berbeda dengan sirloin yang berasal dari bagian atas rusuk.
Rasa steak dari bahan strip mirip dengan ribeye, tapi ribeye lebih juicy. Strip juga agak kenyal, tapi lebih gampang dipotong dan dimasak.
T-Bone
Daging ini dinamakan T-bone karena diambil dari tulang berbentuk huruf T yang berada di ujung depan rusuk. T-Bone merupakan kombinasi antara strip dan tenderloin. Kalau kamu ingin merasakan tenderloin dengan sensasi juicy strip, T-bone pilihannya.
TINGKAT KEMATANGAN
Nah, setelah kamu mengetahui jenis potongan daging yang cocok buat steak, saatnya beralih ke tahap selanjutnya, yaitu memilih jenis kematangan: medium (matang sedang) atau well done (matang sempurna).
Apakah kamu tergolong pecinta well done? Kebanyakan masyarakat kita di Indonesia memilih well done sebagai tingkat kematangan steaknya karena menganggap medium berarti dagingnya belum matang. Memang sih, budaya Indonesia memang tidak mengenal makanan mentah atau setengah matang.
Padahal medium juga matang, lho, bukan setengah matang/mentah. Tahukah kamu kalau cairan merah yang keluar dari steak medium merupakan cairan otot dari daging? Yap, itu bukan darah, guys. Cairan yang keluar dari daging itulah yang menambah kenikmatan steak.
Sayangnya, daging well done steak lebih berpeluang menimbulkan karsinogen atau zat penyebab kanker bernama heterocyclic amines (HCAs). Zat ini muncul saat daging dipanaskan dalam temperatur tinggi dan dalam waktu yang lama.
Selain itu, karena mendapat panas lebih lama, otot-otot pada daging lebih tertarik saat dimasak. Akibatnya, daging terasa lebih keras dan kurang juicy saat disantap. Tapi, well done steak lebih menjaga protein di dalam daging. Sebab semakin matang daging semakin banyak protein yang mampu diserap tubuh.
Mau tahu info lengkap lainnya? Datang langsung ke Jl. Raya Sesetan Gang Taman Sari No 21, Sesetan, Denpasar Selatan – Bali atau segera telepon ke nomor 081237711123 untuk ikut kelas dengan penawaran menarik sekarang juga!
LEC BALI, We are your English solution!